--> -->
Apakah Atlantis ada? Jika ada, dimana letaknya? Bagaimana bisa hilang tanpa
bekas? Hingga saat ini tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu dengan teori
yang pasti. Beberapa teori tentang Atlantis ini mendapat dukungan dari para
ahli. Dan teori lainnya hanya bersifat meraba-raba. Berikut adalah 10 (sepuluh) teori tentang benua Atlantis yang
hilang:
1. Atlantis adalah fiktif
Teori ini dianut oleh kebanyakan ilmuwan dan sejarawan selama ini. Mereka
mengatakan bahwa tulisan Plato tentang sebuah kota yang sangat kaya (seperti
yang diceritakan dalam Critias dan Timaeus) hanyalah sebuah cerita fiktif.
Cerita ini hanya untuk menghibur pembacanya seperti novel fiksi modern. Dan
memberi pelajaran bahwa keangkuhan dan kesombongan akan membawa malapetaka.
Kisah Atlantis tidak dimaksudkan untuk ditafsirkan sebagai kisah nyata.
2. Atlantis adalah fiksi, tetapi kisah banjir dahsyat yang mengiringinya
nyata
Plato banyak membuat referensi tentang sebuah banjir besar yang terjadi
ribuan tahun silam, yang menghancurkan hampir seluruh dunia. Hingga hanya
menyisakan sedikit manusia untuk memulai peradaban baru. Sedangkan Kisah
Atlantis sendiri merupakan hasil dari imajinasi Plato. Mungkin dia telah
terinspirasi oleh peristiwa sejarah yang nyata. Yaitu banjir besar yang terjadi
beberapa ribu tahun sebelum ia lahir. Sebagaimana diketahui bersama tentang
teori akhir Jaman Es. Akibat pemanasan global, permukaan laut naik ratusan
meter dan menenggelamkan sebagian bumi. Yang menurut ahli lain, hilangnya
sebagian daratan karena serangan meteor di laut.
3. Atlantis adalah sebuah benua yang ada di samudra Atlantik dan hancur
oleh bencana alam
Hal ini awalnya dituliskan oleh penulis abad kesembilan belas, Atlantisphile
Ignatius Donnelly tahun 1882 dalam bukunya, Atlantis the Antediluvian World.
Dia menuliskan Atlantis berada ditengah Samudra Atlantik. Sedang kedalaman
samudra Atlantik tidak lebih dari beberapa ratus meter dan rawan pergeseran
vertikal. Karena begitu sedikit yang diketahui tentang laut pada zamannya,
teorinya dianggap masuk akal. Sementara oseanografi modern memastikan bahwa
Atlantik berkedalaman sampai lima mil. Jauh dari kerawanan pergeseran vertikal.
Namun beberapa ahli masih memegang teori ini, terutama karena Plato menyebutkan
bahwa letak benua Atlantis ada di luar “Pilar Hercules” (istilah kuno untuk
Selat modern Gibraltar), ini menyiratkan bahwa itu terletak di suatu tempat di
tengah samudra Atlantik.
4. Atlantis berhubungan dengan Minoans kuno dan ledakan pulau vulkanik
Thera (Santorini)
Sebuah teori yang semakin populer tentang kebenaran Atlantis dan mulai
diterima dalam komunitas ilmiah, menyebutkan bahwa kisah Plato merujuk pada
penduduk asli pulau Kreta Yunani modern yang dikenal sebagai Minoans. Kota ini
sebagian hancur dan lenyap ketika pulau vulkanik Thera (sekarang namanya
Santorini) meletus pada tahun 1600 SM. Letusan ini menimbulkan tsunami yang
cukup besar hingga melenyapkan sejumlah kota-kota di pesisir Minoan.
5. Atlantis adalah menceritakan kembali mitos dari banjir Laut Hitam
Teori lain yang baru-baru ini dipostulasikan dan sekali lagi memiliki
beberapa dukungan di antara ilmuwan adalah bahwa Atlantis dan kata “Banjir
besar” oleh Plato merujuk pada daerah Bosporus yang diterjang naiknya Laut
Mediterania dan banjir di Laut Hitam sekitar 5.600 SM. Ditunjukkan juga bahwa
sejumlah peradaban telah berkembang di tepi Laut Hitam ini. Saat bencana
terjadi, beberapa orang yang selamat pindah menuju daerah lain dengan membawa
cerita masing-masing yang dibumbui dengan mitos. Mungkin kisah ini yang
mengilhami Plato.
6. Atlantis merujuk pada Antartika
Pernyatan kontroversial oleh Hapgood Charles bahwa kerak bumi mengalami
pergeseran besar pada sekitar dua belas ribu tahun yang lalu (dia berteori
sebenarnya kerak bumi mengapung di atas magma batuan cair). Menurut Hapgood,
karena pergeseran ini, benua Antartika bergeser jauh lebih ke utara daripada
dulu. Dulu Antartika beriklim sedang dan dihuni oleh sebuah peradaban maju.
Hingga pergeseran yang tiba-tiba itu menghancurkan Atlantis. Meskipun teori
Atlantis adalah Antartika bisa didukung, namun teori bahwa kerak bumi dapat
menggeser secara dramatis dan tiba-tiba tidak memiliki dukungan dalam komunitas
ilmiah.
7. Atlantis adalah referensi ke sebuah benua kuno yang disebut Lemuria
Menariknya, Yunani bukan satu-satunya tempat yang menceritakan peradaban
tinggi kuno. India dan benua Asia memiliki cerita mereka sendiri,
yang mereka sebut peradaban Lemuria. Yaitu sebuah pulau yang diduga berada di
Samudra Hindia. Gagasan bahwa Lemuria memang ada, pertama kali dirumuskan abad
ke-19 oleh Philip Sclater. Dinyatakan bahwa Madagaskar dan India mungkin pernah
menjadi satu bagian dalam benua yang lebih besar, yang diberi nama Lemuria.
Namun pemahaman modern tentang lempeng tektonik, menyangkal teori ini karena
tidak ditemukan formasi geologis di bawah Samudra Hindia yang sesuai dengan
hipotesis Sclater tentang Lemuria.
8. Atlantis sebenarnya tanah mitologi Mu
Mu adalah nama sebuah benua hipotetis yang diduga ada, bisa di Samudra
Atlantik atau Samudera Pasifik. Dalam teori ini benua Atlantis dianggap telah
hilang karena bencana alam pada awal sejarah manusia. Korban yang selamat
beremigrasi ke benua lain dan menjadi awal sejumlah peradaban dunia. Saat ini,
para ilmuwan umumnya menolak konsep Mu dan benua hilang lain seperti Atlantis
atau Lemuria (lihat di atas) karena secara fisik tidak mungkin. Benua tidak
dapat tenggelam atau hancur oleh bencana apalagi dalam waktu singkat. Selain
itu, bukti fisik arkeologi, linguistik, dan genetik juga sangat bertentangan.
9. Atlantis berada di Indonesia
Jika kita melihat geografi planet ini pada saat zaman es terakhir, akan kita
lihat permukaan laut 200M lebih rendah dari sekarang. Dengan demikian, Anda
dapat melihat bahwa kepulauan yang kita kenal sekarang sebagai Indonesia dulu
merupakan benua. Yang membentang dari Australia ke anak benua India. Teori ini
dikemukakan oleh Aryso Santos, seorang ilmuwan asal Brazil yang ditulis dalam
bukunya “Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve
Localization of Plato’s Lost Civilization”. Dia menampilkan 33 perbandingan,
seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani,
yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem
terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi
oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Peradaban Atlantis hancur karena letusan beberapa gunung berapi yang
bersamaan hingga menyebabkan tsunami dahsyat.
10. Atlantis adalah Bahama, Bermuda, Azores, Kepulauan Canary, dll
Gagasan bahwa Plato menunjuk ke suatu tempat di samudra Atlantik kali ini
merujuk pada kawasan segitiga Bermuda. Sayangnya, tak satu pun pulau-pulau ini
sesuai dengan pernyataan Plato baik dalam keadaan wilayah atau ukuran, dan
tidak ada di antara pulau ini yang memberi petunjuk bahwa peradaban maju pernah
ada di masa lalu. Meski tidak didukung bukti ilmiah tapi daerah ini tetap
populer sebagai legenda Segitiga Bermuda dengan bermacam-macam misterinya. Yang
juga dianggap bagian
Post a Comment